TRADISI –
Kabupaten Pekalongan terdiri atas 19 kecamatan,
yang dibagi lagi atas sejumlah 272 desa dan 13 kelurahan
dan pusat pemerintahan berada di Kecamatan Kajen.
Salah satu dari 19 Kecamatan tersebut adalah Petungkriyono. Merupakan daerah pegunungan dimana sebagian wilayah merupakan
daerah dataran tinggi kawasan Dieng. Luas wilayah 7.358,523 Ha yang sebagian
besar adalah hutan Negara seluas 5.189,507 Ha. Luas pemukiman hanyalah 119,652
Ha (16 %) dari luas wilayah seluruhnya. Wilayah dengan Jumlah
penduduk 12.312 jiwa terdiri dari Laki-laki 6.229 Jiwa dan 6.083 jiwa ini
memang sering menjadi bahan perbincangan hangat dikalangan remaja dan sebagian
pelaku wisata. Bagaimana tidak, wilayah dengan penduduk yang mayoritas memiliki
mata pencaharian petani ini, ternyata memiliki pesona keindahan alam yang patut
menjadi bahan pertimbangan untuk masuk dalam draft perjalanan liburan. Dengan kearifan
local yang mulai merangkak terekspose. Ragam tradisi dan budaya juga banyak
dikenal sampai ketelinga khalayak. Juga Kliwonan yang menjadi aktivitas wajib
bagi sebagaian masyarakat di Pekalongan ini ternyata juga merambah sampai di
Petungkriyono.
Berbicara
tentang kata yang satu ini memang terus menjadi misteri yang tak bisa
dipecahkan karena memang dibentuk dari kebiasaan masyarakat untuk beraktivitas
secara sepaham yang mereka maknai sendiri. Jalan-jalan,
melancong atau lebih dari itu ternyata masih ditemukan di wilayah Pekalongan. Juga
yang sedikit mengandung mitospun masih kerap dilakukan oleh warga dengan
mayoritas beragama Islam. Setiap Jumat Kliwon bisa dipastikan ribuan warga akan
memadati tempat-tempat tertentu. Di lingkungan masjid di Desa Wonoyoso
Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan misalnya, Mereka masih memercayai bahwa
air sumur itu memiliki khasiat untuk mengobati berbagai macam penyakit,
memperlancar rezeki, dan mempercepat mendapatkan jodoh.
Disisi lain daripada kepercayaan yang dibuat sedemikian rupa oleh
nenek moyang. Mereka, anak muda, memilih tempat lain yang dijadikan sebagai tujuan
dimana dirinya menganggap teleh melakukan tradisi yang telah turun-temurun ada
di Pekalongan ini. Sebagian dari mereka memilih tempat wisata sebagai andalan
tempat nongkrong, melihat-lihat atau sekedar makan siang. Membawa bekal atau “Natural
Barbeque” di atas puncak atau dekat dengan air terjun memang menjadi kesan yang
tak biasa bagi kebanyakan orang ditengah hiruk pikuk keramaian kota yang mulai
mempersempit ruang gerak kita. Petungkriyono memang menjadi tempat yang bisa
disebut pas untuk tujuan perjalanan anda weekend ini.